Namaku Mia, karyawati sebuah bank swasta terkenal, yang semenjak
beberapa lama aku mengalami frigiditas dalam persetubuhan, terutama
sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku dibawa
suamiku ke dukun yang bernama Ki Alugoro yang bermukim di desa kecil di
luar Jakarta untuk menyembuhkan frigiditasku. Sejak itu, setelah
sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu-gebu, mungkin
karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua
persyaratan yang diajukan oleh Ki Alugoro, antara lain diurut dengan
semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu
itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku). Akupun setuju asal
aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena kontol Ki Alugoro
memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu den
membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan
olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan
menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja,
karena ukuran kontol suamiku jauh lebih kecil dari kontol Ki Alugoro,
maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam
bersetubuh. Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki Alugoro dengan
pura-pura belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya).
Mula-mula terbersit pikiran untuk berbuat begitu, tapi setelah
kupikir-pikir lagi kok gengsi juga ya? Masak seorang istri baik-baik
datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi walaupun kalau mengingat
kontol Ki Alugoro yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur
dan gairahku untuk bersetubuh memuncak habis. Sering-sering aku harus
memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku
sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku.
Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam
tempikku. Untunglah, entah karena mengerti penderitaanku atau tidak,
ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan
three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama
setelah dia melihat aku disetubuhi Ki Alugoro tempo hari. Pantesan sejak
itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya.
Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku
bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti
dengan Ki Alugoro tempo hari. Setelah beberapa lama dia menceritakan
angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau
merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira
dia cuma bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku
bertanya apakah dia serius. Dia jawab, Ya aku serius! Kemudian dia
berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan
mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku
ketika mencapai orgasme dengan Ki Alugoro tempo hari, selain sangat
merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya,
waktu melihat tempikku dianceli kontol gede Ki Alugoro, diam-diam dia
mengocok-ngocok kontolnya sendiri sampai orgasme.) Tentu saja hal itu
sebetulnya sangat aku harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta,
kontolpun tiba. Secara terus terang, seperti aku tuturkan diatas, aku
tidak pernah merasa puas dengan kontol suamiku yang kecil, terutama
setelah tempikku dianceli oleh kontol Ki Alugoro yang luar biasa itu.
Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan. Kuakui selama ini aku juga
sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi
hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak
dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.
Rupanya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan
sekadar angan-angan saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat
mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar
aku mau membantunya dalam melaksanakan angan-angannya (padahal
sebenarnya aku sudah sangat mengharapkan, kapan rencana itu
diwujudkan?). Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura
terpaksa mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat
melakukannya dan kutanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya
ditelanjangi dan tempiknya dianceli dengan kontol orang lain? Dia bilang
sama sekali tidak. Karena aku hanya ingin melihat kau bahagia dan
terpuaskan dalam persetubuhan jawabnya mantab waktu itu. Tentu saja aku
akan mencarikan kau temanku yang mempunyai kontol besar dan keras.
Setidak tidaknya sama dengan kontol Ki Alugoro tempo hari janjinya lebih
lanjut. Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk
mensetubuhiku. Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku
disetubuhi temanmu jawabku waktu itu. Akhirnya di suatu hari suamiku
berbisik padaku, Aku telah mengundang Edo untuk menginap di sini malam
ini Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Edo
teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia
adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi
pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang
berasal dari satu kota kabupaten yang tidak seberapa besar. Terus
terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih
tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia
dulu jago basket dan olah raga yudo. Walaupun Edo adalah cowok yang
kudambakan semasa SMA dulu, tetapi kami belum pernah berpacaran karena
dia memang agak acuh terhadap cewek dan disamping itu, banyak sainganku
cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia. Apalagi waktu itu sudah menjelang
EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas.
Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA. Ketika Edo datang, aku
sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan belahan
dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di
kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat
pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku kelihatan sangat menonjol membentuk dua
buah bukit daging yang indah. Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku
yang subur juga kelihatan sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang
cenderung nonggeng itu menonjol seakan menantang laki-laki yang
melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang
puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi
wajahku memang tergolong cantik. Dan terus terang, dari dulu aku memang
bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru tersadar, pantas
saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh
laki laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami
lihat mungkin. Setelah mematut-matut diri, aku keluar untuk menyediakan
makan malam. Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk mengobrol di
teras belakang rumah dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng
bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras pemberian teman suamiku
yang baru pulang dari luar negeri. Tidak berapa lama aku pun ikut duduk
minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Edo saja di
rumah. Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan
istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku
satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.
Ketika hari telah makin malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba
suamiku berbisik kepadaku, Aku telah bicara dengan Edo mengenai rencana
kita. Dia setuju malam ini menginap di sini. Tapi walaupun demikian
kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut
berterus terang padaku! bisik suamiku selanjutnya. Tapi kujamin
kontolnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di
kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya
nanti lanjutnya lagi. Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam hatiku
gemetar sambil bersorak gembira, tetapi aku pura-pura diam saja, tidak
menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Dalam hati aku mau lihat
bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan
laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istrinya
disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya
yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah
amat dia kenal (kalau dengan Ki Alugoro kan dalam rangka penyembuhan?).
Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian
memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil
susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur. Ketika
aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo kelihatan terpana untuk
beberapa saat. Akan tetapi mereka segera bersikap biasa kembali dan
suamiku langsung berkata, Ayo..! katanya dengan senyum penuh arti kepada
kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar tidur. Di kamar tidur
suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan
melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.
Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju
tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera
merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur. Sebenarnya nafsuku sudah
mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak
lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya
memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus
berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Edo
dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa
kemahirannya. Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur
bagian yang sensitif bagiku yaitu bagian leher dan belakang telinga.
Merasakan gesekan-gesekan itu aku berpikir bahwa inilah saat untuk
merealisasikan angan-angan suamiku. Seperti mengerti keinginanku, Edo
mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditelentangkan
di pinggir ranjang, kemudian tangannya yang kiri mulai memegang sambil
memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang kanan
mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana
dalam, sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang
berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar
dan mulai mengeras. Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari
Edo. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu
sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk
jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku
mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia
tersenyum dan menghentikan aktivitasnya. Kini Edo mulai membuka baju
tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di
pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku
yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah
menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat
tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku. Aku hanya bisa
pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku
ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri. Kulirik Edo
penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.
Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku
ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku harapkan
kehadirannya. Belum pernah aku bertelanjang bulat di hadapan laki-laki
lain, kecuali dengan Ki Alugoro dalam keadaan setengah sadar dalam
rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang
ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak
diketahui Edo. Maka, secara reflek dalam keadaan terangsang, aku
mengusap-usap kontol Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini
kelihatan karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar. Aku
mengira-ngira seberapa besar kontol Edo ini. Kemudian aku mengarahkan
tanganku ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan
menyusupkan tanganku memegang kontol Edo yang ternyata memang telah
ngaceng itu.
Bersambung ke Angan-Angan Seorang Suami part 2