Mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau
mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa
sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia
menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang tempikku dan dalam waktu kurang
dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat.
Malahan karena kontol suamiku tidak berada dalam lubang tempikku secara
sempurna, dia telah menyemprotkan separuh pejunya agak di luar lubang
tempikku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh
permukaan tempik sampai ke sela paha dan jembutku basah kuyup dengan
peju suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga
lagi terhempas kelelahan di sampingku. Sementara itu, karena aku pasif
saja waktu disetubuhi suamiku, dan membayangkan kontol Edo yang luar
biasa itu, maka aku sama sekali tidak kelelahan, malah nafsuku kembali
memuncak. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan
tidak karuan karena aku ingin mengalami puncak orgasme lagi dengan
disetubuhi oleh Edo. Tapi yang disampingku kini suamiku, yang telah
lemas dan tak berdaya sama sekali. Oleh karena itu dengan perasaan
kecewa berat aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh
yang masih bertelanjang bulat hendak menuju kamar mandi yang memang
berada di dalam kamar tidur untuk membersihkan cairan-cairan bekas
persenggamaan yang melumuri selangkangan dan tubuhku. Namun untunglah,
seperti mengerti perasaanku, tiba-tiba Edo yang masih dalam keadaan
bertelanjang bulat dan ngaceng kontolnya itu memelukku dari belakang
sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya
dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang. Aku kini berada dalam
posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Edo menusukkan kontolnya
ke dalam tempikku dari belakang dengan garangnya. Karena posisiku
menungging, aku jadi lebih leluasa menggoyang-goyangkan pantatku, yang
tentu saja tempikku juga ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan. Hal ini
membuat Edo semakin bernafsu menghujam-hujamkan kontolnya ke dalam
tempikku sehingga dengan cepat tubuhku kembali seperti melayang-layang
merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Tak berapa lama tubuhku
mengejang dan Dddooo oooccchhhh aacchhh Ddooo akk aakkuu mmaaauu
kkkeelluuuaaaarrrrrr rintihku sambil mencengkeram pinggir ranjang, aku
telah mencapai puncak persetubuhan terlebih dahulu. Begitu aku sedang
mengalami puncak orgasme, Edo menarik kontolnya dari lubang tempikku,
sehingga seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan lubang
tempikku berdenyut agak aneh dalam suatu denyutan yang sangat sukar
sekali kulukiskan dan belum pernah kualami. Namun walaupun sudah
orgasme, aku masih berkeinginan sekali untuk melanjutkan persetubuhan
ini. Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Edo yang masih bertelanjang
bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dan mengajakku tidur
bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan kerbau dicocok
hidung, aku mengikuti Edo ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang
sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang
bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu.
Kemudian Edo melepaskan pelukannya dan menelentangkan diriku lalu dengan
bernafsu menciumi susuku dan menyedot-nyedot pentilnya yang mancung itu
sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat.
Tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu
permainan persetubuhan yang dahsyat. Kali ini rupanya Edo ingin
mengajakku bersetubuh dengan cara yang lain. Mula-mula Edo membalikkan
tubuhku sehingga posisiku kini berada di atas tubuhnya. Selanjutnya
dengan spontan kuraih kontol Edo dan memandunya ke arah lubang tempikku.
Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Edo dan mulai mengayunkan
tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan
akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah
kecil, Occhhh oocchhh acchhh sssshhhh desahku dibuai kenikmatan.
Sementara itu Edo dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku
sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia
mulai mengerang-erang kecil, Oocchhh oocchhh Mmiiaaaa
ttteeemmpppiikkmuuu mmmhhhhhAkupun semakin cepat menggerakkan tubuhku
turun-naik di atas tubuh Edo dan nafasku pun semakin memburu berpacu
dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di
bawahku. Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil
melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat. Ooooccchhhhh mmmmhhhhhh
ooocccchhhh mmmmhhhhhh pekikku keenakan dan tubuhkupun langsung terkulai
menelungkup di atas tubuh Edo. Tapi ternyata Edo belum sampai pada
puncaknya. Maka tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat.
Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur
dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga lubang
tempikku yang telah basah kuyup oleh lendir kawin tersebut menjadi
terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Edo mengacungkan
kontolnya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah lubang tempikku
dan menghunjamkan kembali kontolnya tersebut ke lubang tempikku dengan
garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika kontol Edo
mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan
mundur-maju dalam lubang tempikku. Aku pun kini semakin hebat
menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya
kontol Edo yang semakin lama semakin cepat merojok-rojokkan kontol
besarnya ke lubang tempikku. Aku merasakan betapa lubang tempikku
menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap kontol Edo yang
teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh
otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu
beberapa kali aku terpekik agak keras karena kontol Edo yang tegar dan
perkasa itu menggesek bagian paling dalam tempikku (mungkin titik itu
yang dinamakan G-Spot atau titik gairah seksual tertinggi wanita)
Akhirnya, bersamaan dengan orgasmeku yang entah ke berapa kali aku tak
ingat lagi, kulihat Edo tiba juga pada puncaknya. Mmmiiiaaaa ooocchhh ooocccchhhhhh Mmmiiiiaaaaaaaa
ttteeemmmppikkkmmmuuu ooccchhhsss aakkkuu kkkellluuaaarrrrrr rintihnya
dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia menyebut-nyebut namaku
sambil mengeluarkan kata-kata vulgarnya lagi dan melepaskan puncak
ejakulasinya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh pejunya di dalam
tempikku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu kontolnya tetap
dibenamkannya sedalam-dalamnya di lubang tempikku sehingga seluruh
pejunya terhisap dalam tempikku sampai titik penghabisan. Selanjutnya
kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap
menyatu. Selama kami tergolek, kontol Edo masih tetap terbenam dalam
tempikku, dan aku pun memang tetap berusaha menjepitnya erat-erat karena
tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku.
Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Edo mulai bangkit
dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan
mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium
yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus
membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang
mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya. Suasana romantis ini
akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat kontol Edo mulai
kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Edo segera menguakkan
kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai
memasukkan kontolnya ke dalam tempikku kembali. Berlainan dengan suasana
permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam
suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam
suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh
perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang
masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang
suami istri yang sedang melakukan kewajibannya. Aku pun dengan penuh
perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Edo sebagaimana aku
melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali
dan kubisikkan padanya bahwa ada bagian tertentu di dalam tempikku yang
kalau tersentuh kontolnya, dapat menghasilkan rasa nikmat yang amat
sangat. .Edopun kelihatannya mengerti dan berusaha menyentuh bagian itu
dengan kontolnya. Keadaan ini berakhir dengan tibanya kembali puncak
persenggamaan kami secara bersamaan. Inilah yang belum pernah kualami,
bahkan kuimpikanpun belum pernah. Mengalami orgasme secara bersama-sama
dengan pasangan bersetubuh! Rasanya tak bisa kulukiskan dengan kata
kata. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat
tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang
dalam. Semenjak pengalaman kami malam itu, aku selalu terbayang-bayang
kehebatan Edo. Tetapi entah kenapa suamiku malah tidak pernah
membicarakan lagi soal angan-angan seksualnya dan tidak pernah
menyinggung lagi soal itu. Padahal aku malah ingin mengulanginya lagi.
Karena apa yang kurasakan bersama suamiku sama sekali tidak sehebat
sebagaimana yang kualami bersama Edo. Kuakui malam itu Edo memang hebat.
Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu
tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu
kepuasan persetubuhan yang luar biasa hebatnya yang belum pernah aku
alami selama ini. Bahkan dengan Ki Alugoropun tidak sehebat ini, karena
dengan Edo aku merasakan orgasme berkali-kali, sedang dengan Ki Alugoro
cuma sekali. Dan walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Edo masih
tetap saja kelihatan bugar. kontolnya pun masih tetap ngaceng dan
berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk lubang tempikku
dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar
lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena
terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun kontol
Edo masih tetap ngaceng bertahan. Inilah yang membuatku terkagum-kagum.
Terus terang kuakui bahwa selama melakukan persetubuhan dengan suamiku,
aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam
waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu.
Sehingga, karena desakan birahi yang selalu datang tiap hari, dengan
diam-diam aku masih menjalin hubungan dengan Edo tanpa sepengetahuan
suamiku. Awalnya di suatu pagi Edo berkunjung ke rumahku pada saat
suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu
dia minta kepadaku untuk mau disetubuhi. Mulanya aku pura-pura ragu
memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi karena aku memang mengharapkan,
akhirnya aku menyetujui permintaan tersebut. Apalagi kebetulan anakku
juga lagi ke sekolah diantar pembantuku. Sehingga kubiarkan saja dia
menyetubuhiku di rumahku sendiri. Hubungan sembunyi-sembunyi itu
rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.
Misalnya ketika kami bersetubuh secara terburu-buru di ruang tamu yang
terbuka, kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat
menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Edo semakin berlanjut.
Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Edo sering melakukan persetubuhan
tanpa diketahui oleh suamiku. Pernah kami melakukan persetubuhan yang
liar di luar rumah, yaitu di taman dibelakang rumah, sambil menatap
awan-awan yang berarak, ternyata menimbulkan sensasi tersendiri dan
kenikmatan yang ambooii. Mestinya pemerintah memperbolehkan rakyatnya
melakukan persetubuhan di tempat terbuka, asal tidak terdapat unsur
paksaan! anganku saat itu. Aku berpikir, kalau melakukan persetubuhan
di tempat terbuka dengan disaksikan oleh orang lain, pasti lebih nikmat
lagi deh! Sampai di suatu hari, Edo membisikkan rencananya kepadaku
bahwa ia ingin bercinta secara three in one, tetapi bukan satu cewek dua
cowok, tetapi satu cowok dua cewek. Maksudnya dia minta aku melibatkan
satu orang temen cewekku untuk bersetubuh bersama. Mula-mula aku agak
kaget dibuatnya, tetapi aku pikir-pikir boleh juga ya, hitung-hitung
buat menambah pengalaman dalam bersetubuh. Wuih, pasti lebih seru nih
pikirku dalam hati sambil membayangkan kenikmatan di tempikku, apalagi
sambil melihat juga Edo bersetubuh dengan cewek lain. Eh, tapi.. aku cemburu nggak ya?
Tapi biarlah, ini kan suatu sensasi lain yang belum pernah kualami
pikirku lagi. Aku malah menambahkan usul kepada Edo, bagaimana kalau
dilakukan di taman belakang rumah, habis asik sih! Lagipula aku memang
punya temen (namanya Lina) yang ketika aku ceritain soal pengalamanku
dengan Ki Alugoro maupun dengan Edo, keliatannya dia bernafsu banget dan
pengin ikut-ikutan menikmati, boleh secara three in one ataupun sendiri
sendiri, katanya. Soalnya kontol suaminya memang berukuran kecil dan
pendek, apalagi suaminya sekarang lagi bertugas ke luar negeri dalam
waktu yang lama, sehingga dia selalu kesepian di rumahnya yang besar
itu. Ketika hal itu aku katakan pada Edo, dia langsung setuju dan
menanyakan kapan hal itu akan dilaksanakan? Tentu saja aku jawab
secepatnya. Keesokan harinya, sehabis berbelanja di salah satu mall aku
mampir ke rumah Lina dan menceriterakan tentang rencanaku tersebut.
Tentu saja dia sangat setuju dan antusias sekali mendengarnya, tetapi
dia mengajukan sebuah syarat, yaitu itu dilakukan di taman di tepi kolam
renang di belakang rumahnya.